Langsung ke konten utama

Ulasan: Zuppa Soup Madam Wang Malang

tikacerita.com,- Zuppa Soup.

Akhir-akhir ini aku suka nyoba dan banding-bandingkan menu yang satu ini. Awalnya sih gara-gara kalo ke kawinan, tujuan pertama setelah turun panggung manten adalah meja zuppa soup. Selalu. Kadang ambil dua kali. *maap ya para manten yang ngundang tamu gak tau diri ini*
Dan setelah itu penasaran, di Malang ada di mana aja yang jual zuppa soup ya?






Kali ini kebetulan banget Mpus mantan ketua FLP Malang traktiran. Itung-itung farewel gitu. Dia mau pergi ke negaranya Nobita, ngelanjutin kuliah di sana. Bikin ngiri aja. Aku tuh kayaknya enggak jodoh banget ya ke luar negeri. Udah beberapa kali ada harapan berangkat ke sono, tapi semua nggak jadi. Bahkan Singapore ato Kuala Lumpur yg deket aja juga gak jadi-jadi.


Halah. Malah curcol.


Eniwei, balik ke urusan zuppa soup, si Mpus kan ngajak kita ke Madam Wang, yang review-nya di dunia maya kayak seru. Konon diulas juga oleh stasiun tipi. Awalnya aku tergoda juga dengan menunya yang macem-macem. Pingin nyobain apa gitu yang semacam original recipe-nya situ. Pizza misalnya. Soalnya di wall-nya tuh kayak mereka punya special recipe buat pizzanya. Tapi akhirnya di ujung bingung-bingung, tetep aja baliknya pesen zuppa soup. Inget kalo masih dalam rangka studi banding zuppa soup yang paling enak di kota Malang.

Zuppa soup-nya cepet juga tuh. Waktu kita balik dari sholat ashar di Pulosari (yup, di Madam Wang gak ada musholla. Tapi tenang aja, musholla Pulosari cuma selemparan bola bekel dari situ), semua menu udah tersaji termasuk zuppa soup. Wow. Di Zhafira, bakingnya aja hampir setengah jam. Ini kok cepet banget ya? (Yah, secara sholat ashar kita kan paling cuma 15 menit, udah include naik motornya. Ha ha ha).


Setelah foto-foto sang Zuppa (plus hot ginger di sampingnya), tibalah saat mencoba. Eng ing eng...







Aku sobek pastrynya. Wow.. Ini pastry apa kertas ya? Tipis amat?
Pastry-nya basah, enggak mengembang. Tapi atasnya udah setengah gosong. Apa enggak merata ya suhu baking-nya? Ato emang adonannya? Rasa pastry-nya, not bad lah. Enggak istimewa. Cukup layak dimakan manusia, wkwkwk..


Supnya?
Aku order yg mushroom cream soup. Bayanganku sih bakal ada potongan jamur yang berenang-renang di situ. Ternyata..


Semua diblender.


Ya ampun.


Rasanya?
Seperti makanan bayi.


Tetep aja, statusnya adalah: cukup layak dimakan manusia (baca: bayi. Wkwkwk).


Secara harga, gak worth it banget makanan begitu 25 rebu. 17.500 juga kemahalan menurutku. Punya RM HD Wijaya yang enak gitu aja cuma 10 rebu. Zhafira kurang lebih juga segitu walopun rasanya masih kalah sama punya RMH.


Ah sudahlah. Ini juga ditraktir. Pamali kebanyakan komplain.
Saking ae, diriku ini bukan tipe yg butuh suasana buat makan. Seseru apapun tempatnya, makanan ya harus sepadan sama harganya.


Kesitu lagi nunggu kalo ada yang nraktir lagi kali ya? Kalo bayar sendiri mah, mending pilih tempat yang lain,
Yah, sebenernya aku gatau menu lain gimana. Cuma sempat nyicip baked macaroni cheese punya Puput yang menurutku kurang ngeju (menurut Puput sih, pas buat dia). Tapi dari dua menu itu aja cukup memberiku alasan untuk milih tempat lain untuk makan.


Eh iya, dilarang protes ya kalo baca ulasan ini, Subyektif broooo, tergantung lidahku. Protes juga percuma. Mau tukar lidah? Wkwkwk..


Semoga aja pihak Madam Wang baca ulasan ini, dan memperbaiki zuppa soup-nya.


Eniwei, Madam Wang tetep recomended buat hang out. Tempatnya oke. Nggak ada pengunjung yang nggak foto-foto. Liat dalamnya tuh jadi inget rumah-rumahku dulu di kompleks pabrik gula. Arsitektur lama. Asyik dah pokoknya.


Ni foto-foto tempat dan menunya. Menunya sebagian aja ya. Yang jelas ada makanan lokal dan luar. Oya, Madam Wang ada di Jl. Telomoyo 12 Malang. Jalannya persis di samping Santa Maria. Kalo dari Kawi masuk jalan di antara KFC dan BCA. Kalo dari Pulosari, masuk jalan depan musholla. Kalo dari Museum Brawijaya, masuk jalan samping Holland Bakery, trus belok kanan setelah Sugotei.


Menu:
















Spot-spot keren di Madam Wang plus narsisnya manusia-manusia konyol FLP Malang:












Yang penasaran, monggo dikunjungi...

Eh ada yang lupa, makasih banyak Mahfuzh udah ditraktir. Baik-baik ya di Jepun. Disono cari Miayam aja, jangan Miyabi...

Komentar

  1. Itu kita masuk milih tempat duduk trs di hampiri waiters ya kak?

    BalasHapus
  2. wkwkwkw,, itumah bubur beneran ya mbak tika,, soalnya setau aku zuppa soup pas cream soupnya ada potongan daging ayam kecil2 atau sejenis wortel gtu, jadi masih ada yang layak untuk dikunyah hehhee.. tapi pastinya rasa zuppa soup selalu enak ya mba,, jadi pengen xixi

    BalasHapus

Posting Komentar

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Tips Traveling Hemat ala Low Budget Traveler

tikacerita.blogspot.com;- Traveling dengan anggaran rendah alias low budget bukanlah tugas yang sulit jika kita tahu trik dan tips berhemat. Meskipun  mungkin ada yang berpikir bahwa jalan-jalan dengan hemat artinya naik sepeda dari lokasi satu ke lokasi lain, tidur di tenda, dan memakan makanan instan, kenyataannya adalah, kita bisa menikmati perjalanan yang menyenangkan dengan anggaran terbatas.  Nah, sebagai low budget traveler , di sini ada beberapa tips dan trik yang ingin aku bagikan untuk traveling dengan hemat yang akan memungkinkan kalian mengejar petualangan tanpa harus menguras tabungan. 1. Rencanakan dan Riset dengan Cermat Langkah pertama untuk traveling dengan hemat adalah bikin planning alias rencana. Mulailah dengan merinci tujuan perjalanan kalian, lama perjalanan, dan aktivitas yang ingin dilakukan. Setelah kalian memiliki gambaran tentang pengalaman yang diinginkan, kalian dapat memulai riset.  Dengan rencana yang baik, kalian dapat menghindari pe...

Wisata Kuliner di Semarang: Dari Bakmi Jawa hingga Es Pankuk

tikacerita.com,- Sejak tahu kalau harga go show kereta jarak dekat itu lumayan murah, aku jadi ketagihan buat jalan-jalan dan wisata kuliner ke kota-kota yang sebelumnya belum pernah kukunjungi. Rasanya aneh banget aku udah pernah ke Malaysia , Singapura dan Thailand tapi ke Semarang yang ibukota provinsi tetangga aja belum pernah. (Iya iyaa silakan timpuk siniii). Iya sih, memang sebelum pandemi, harga tiket pesawat ke negara-negara tetangga tersebut kadang-kadang lebih murah daripada negeri sendiri, sampai-sampai orang Surabaya banyak yang lebih memilih liburan ke sana daripada ke Labuan Bajo atau Raja Ampat misalnya, yang memang biayanya nggak ringan. Namun setelah pandemi, harga tiket pesawat kembali ke harga wajar sehingga kita yang kantongnya pas-pasan ini harus berpikir dua kali kalau mau berlibur ke luar negeri sehingga lebih memilih liburan di dalam negeri aja. (Iya silakan kalau mau timpuk lagi -_-) Sebelumnya aku sudah menulis rekomendasi kuliner di Madiun  dan pengal...

Seni Tani, Gerakan Kemandirian Ekonomi dan Kebangkitan Mental

tikacerita.com ,- Sejak pandemi melanda dunia, isu kesehatan mental cukup banyak mendapat perhatian masyarakat. Sebagai orang yang masih berjuang dengan kondisi ini (bisa baca cerita dan pembahasanku tentang mental illness di sini  dan di sini ), aku selalu merasa relate setiap kali mendengar atau membaca kisah-kisah orang lain tentang perjuangan mereka hidup dengan penyakit mental. Setiap ada berita tentang orang yang mengakhiri hidupnya atau berusaha mengakhiri hidupnya, aku merasa seperti sedang berada di dalam sepatunya. Kalian yang telah menjadi pembaca blog ini sejak lama maupun mutualku di media sosial pasti juga tahu seberapa seringnya aku mengangkat tema ini di dalam status dan postinganku, terutama di Instagram .  Saat pandemi Covid-19, Unicef mengadakan survey pada tahun 2020 dan menemukan fakta bahwa pembatasan aktivitas akibat Covid-19 telah mengakibatkan perubahan secara mendadak pola hidup remaja dan mengganggu kesehatan mental remaja. Menurut Indonesia-National...