Langsung ke konten utama

Lanjutan Terapi Bioresonansi (Bio-E) untuk Alergi (4)

tikacerita.com,- Ini dirapel ya, terapi bioresonansi ke tiga-empat-lima. Biasalah, nggak sempat apdet. Sebenarnya agak males mau apdet, tapi berhubung ada yang nungguin kemajuan terapinya, jadi harus dipaksa buat semangat.


terapi bioresonansi untuk alergi www.tikacerita.com



Terapi ke tiga, Pak Dokter minta aku bawa debu rumah buat diterapikan. Aku bawa seplastik debu dari hasil nyapu teras. Eh dokternya ketawa. Katanya terlalu banyak. Akhirnya sama dokternya diambil dikit di kapas, trus dimasukkan ke gelas ukur yang digunakan untuk terapi. Kata pak dokter, sebenarnya aku udah nggak alergi sama debu yang ada di ampul yang tersedia di sana, tetapi begitu dicek dengan debu yang aku bawa, eh itu alat langsung muter-muter dengan penuh semangat. Itu artinya aku alergi banget.


Setelah itu terapi bioresonansi dimulai. Aku diterapi perut, dada dan bola logam sekitar 45 menit. Sewaktu dicek lagi, alhamdulillah alatanya udah bergerak searah, which mean tubuhku udah bisa menerima.


Selanjutnya dokter minta aku bawa debu di dalam kamar dan rumah. Cukup disapukan pakai kapas aja, nggak usah banyak-banyak, kata beliau. Okelah, pagi sebelum terapi, berbekal kapas, aku berburu debu di beberapa tempat seperti bawah kasur, jendela, atas lemari, atas tivi, meja, dll. Ketika di tes, ternyata itu alat muter-muter lagi. Wow. Ternyata debu tuh beda-beda ya? Apa ini berarti setiap mendatangi tempat baru, aku harus bawa debu di situ untuk diterapikan biar tubuhku bisa menerima?


*lap kringet*


Ahsudahlah, aku ikut aja, terapi kali ini seperti biasa, kurang lebih 45 menit. Setelah itu dicek udah searah lagi. Tapi dokter tetap minta aku bawa debu lagi yang lebih segar buat terapi selanjutnya.


Terapi ke empat, aku bawa debu yang baru. Sebelum terapi, dicek dulu. Ternyata gerakan alatnya udah searah, berarti aku udah nggak alergi debu rumah. Alhamdulillah. Akhirnya dokter memutuskan terapi kali ini fokus ke alergi dingin. Pak Dokter mengambil es batu dari ruangan lain, lalu memasukkan ke dalam gelas ukur. Waktu diteskan ke aku, alatnya muter-muter lagi. Ya udah, selanjutnya terapi dilakukan selama kurang lebih 30 menit. Ini terapi yang paling singkat. Setelah selesai, aku dicek lagi dan alatnya udah searah. 

Alhamdulillah, senangnyaa hatikuu, hilang alergi dinginku. 

Pulangnya, aku beli es krim dah, buat ngetes. Bersin-bersinnya sih udah enggak, hidung juga udah nggak gatel lagi, tapi gigi ngilu, wkwkwk.. 


Tika Tikaaa, kapan kamu sehat 100%? 


Next: Terapi Bioresonansi, Mengapa Perlu Lanjut?   

Komentar

  1. Semoga sehan terus, ya, Mbak? Biar bisa beraktifitas seperti biasa lagi. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.. Iya mbak, makasih doanya yaa 😘

      Hapus
  2. Mb tika... sy sudah kirim email ke mb tika di mustikadh@yahoo.com, betul tdk alamat email mb tika?

    sekarang sudah bebas alergi kah mb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh maaf baru kebaca komennya. Iya betul itu alamatnya

      Hapus
  3. Makasih mbak sharing nya.setelah saya menunggu2 hari uuntuk terapi bio ini.tiba2 dikabarin dokter kl g rekomended.akhirnya saya galau dan mencoba googling.setelah baca ini saya tetep mau bawa 2anak saya kesana.mudah2an jd jalan sembuhnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang respon tiap tubuh utk masing-masing metode pengobatan beda-beda ya mbak, gak ada salahnya dicoba 😊

      Hapus

Posting Komentar

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Tips Traveling Hemat ala Low Budget Traveler

tikacerita.blogspot.com;- Traveling dengan anggaran rendah alias low budget bukanlah tugas yang sulit jika kita tahu trik dan tips berhemat. Meskipun  mungkin ada yang berpikir bahwa jalan-jalan dengan hemat artinya naik sepeda dari lokasi satu ke lokasi lain, tidur di tenda, dan memakan makanan instan, kenyataannya adalah, kita bisa menikmati perjalanan yang menyenangkan dengan anggaran terbatas.  Nah, sebagai low budget traveler , di sini ada beberapa tips dan trik yang ingin aku bagikan untuk traveling dengan hemat yang akan memungkinkan kalian mengejar petualangan tanpa harus menguras tabungan. 1. Rencanakan dan Riset dengan Cermat Langkah pertama untuk traveling dengan hemat adalah bikin planning alias rencana. Mulailah dengan merinci tujuan perjalanan kalian, lama perjalanan, dan aktivitas yang ingin dilakukan. Setelah kalian memiliki gambaran tentang pengalaman yang diinginkan, kalian dapat memulai riset.  Dengan rencana yang baik, kalian dapat menghindari pe...

Wisata Kuliner di Semarang: Dari Bakmi Jawa hingga Es Pankuk

tikacerita.com,- Sejak tahu kalau harga go show kereta jarak dekat itu lumayan murah, aku jadi ketagihan buat jalan-jalan dan wisata kuliner ke kota-kota yang sebelumnya belum pernah kukunjungi. Rasanya aneh banget aku udah pernah ke Malaysia , Singapura dan Thailand tapi ke Semarang yang ibukota provinsi tetangga aja belum pernah. (Iya iyaa silakan timpuk siniii). Iya sih, memang sebelum pandemi, harga tiket pesawat ke negara-negara tetangga tersebut kadang-kadang lebih murah daripada negeri sendiri, sampai-sampai orang Surabaya banyak yang lebih memilih liburan ke sana daripada ke Labuan Bajo atau Raja Ampat misalnya, yang memang biayanya nggak ringan. Namun setelah pandemi, harga tiket pesawat kembali ke harga wajar sehingga kita yang kantongnya pas-pasan ini harus berpikir dua kali kalau mau berlibur ke luar negeri sehingga lebih memilih liburan di dalam negeri aja. (Iya silakan kalau mau timpuk lagi -_-) Sebelumnya aku sudah menulis rekomendasi kuliner di Madiun  dan pengal...

Seni Tani, Gerakan Kemandirian Ekonomi dan Kebangkitan Mental

tikacerita.com ,- Sejak pandemi melanda dunia, isu kesehatan mental cukup banyak mendapat perhatian masyarakat. Sebagai orang yang masih berjuang dengan kondisi ini (bisa baca cerita dan pembahasanku tentang mental illness di sini  dan di sini ), aku selalu merasa relate setiap kali mendengar atau membaca kisah-kisah orang lain tentang perjuangan mereka hidup dengan penyakit mental. Setiap ada berita tentang orang yang mengakhiri hidupnya atau berusaha mengakhiri hidupnya, aku merasa seperti sedang berada di dalam sepatunya. Kalian yang telah menjadi pembaca blog ini sejak lama maupun mutualku di media sosial pasti juga tahu seberapa seringnya aku mengangkat tema ini di dalam status dan postinganku, terutama di Instagram .  Saat pandemi Covid-19, Unicef mengadakan survey pada tahun 2020 dan menemukan fakta bahwa pembatasan aktivitas akibat Covid-19 telah mengakibatkan perubahan secara mendadak pola hidup remaja dan mengganggu kesehatan mental remaja. Menurut Indonesia-National...