Langsung ke konten utama

Lika-liku Mengurus Paspor di Malang

tikacerita.com,- Hidup memang kadang mengejutkan ya?

Rencana mau travelling lokalan aja, eh tiba-tiba ketiban durian ditawari berangkat ke Bangkok. Siapa nggak syok, coba? Seperti mendadak dilamar sama gebetan. *eh


cara mengurus paspor www.tikacerita.com

 



Jadiii, berbekal membaca blognya Mbak Zie di sini, aku apply paspor secara online. Awalnya susah sekali masuk ke web. Kabarnya memang kadang-kadang overload. Kalau kalian mengalami hal yang sama, coba terus aja, ganti-ganti browser. Jangan putus asa. Bayangin liburannya ntar, biar semangat. *angkatbesi*

Setelah percobaan yang kesekian, akhirnya usahaku berhasil juga dan pengajuanku bisa terproses sampai selesai. Sekedar pengingat aja buat kalian yang mau proses, notifikasi yang masuk ke email jangan lupa dicetak ya, itu bukan sekedar pemberitahuan, tapi harus ditunjukkan nanti di Kantor Imigrasi.

Saranku sih, sesulit apapun apply paspor online (meskipun sampai harus ke warnet misalnya), tetap lalui proses ini karena apply online itu membuat kalian didahulukan di Kantor Imigrasi. Kenapa? Karena kalau apply offline, misalnya di tengah-tengah kalian berdiri mengantri kemudian jam pengambilan nomor berakhir, maka kalian harus pulang dan kembali lagi keesokan harinya untuk mengantri lagi. Mau? Kalau aku sih ogah. Mending duduk manis di depan komputer untuk ngurus online. Kalau sudah apply online, kalian akan tetap dapat nomor antrian meskipun jam pengambilan nomor sudah berakhir. Enak, kan?

Tetapi, apply online bukan berarti kemudian bebas kendala lho. (Kayaknya yang namanya 'masalah' mah ikut aja sama kita ke mana-mana ya? Mungkin karena ada kata 'salah' di dalamnya kali ya? *maksa*).

Di meja pemeriksaan dokumen, beda satu huruf antara KTP dan KK ternyata bisa menjadi masalah. Di KTP, namaku nggak ada 'D'nya sedangkan di dokumen lain (KK, ijazah, surat nikah) ada.

Mbak di meja pemeriksaan itu galak banget lagi. Dengan nada tinggi, aku disuruh ngurus KTP baru, dengan ejaan yang sama dengan dokumen lain. Aku bilang, waktu dulu KTP jadi, aku udah bilang ke petugas kecamatan tentang kekurangan satu huruf itu, tapi katanya nanti aja kalau waktunya bikin KTP lagi.

Eh, si mbak ini ngotot dan ngomong panjang lebar tentang daftar cekal dan lain sebagainya. Suaranya kenceng banget lagi. Setengah malu sih didenger orang seruangan yang lagi antri. Kayak kita mau ke Suriah aja diributin soal daftar cekal.

Aku sebenarnya pingin protes, tapi rasanya udah nggak punya tenaga lagi buat balas ngotot, setelah segitu lamanya berdiri antri. Akhirnya, aku cuma pasang tampang melas dan bilang, "Mbak, ngurus KTP itu kan lama, padahal saya udah beli tiket buat minggu depan."
Kayaknya sih mbaknya ngerasa kasihan, soalnya dia lalu masuk ke dalam untuk nanya petugas yang lebih berwenang. Begitu balik, dia udah nggak segalak sebelumnya dan bilang kalau aku disuruh bikin surat pernyataan (pakai tulisan tangan) tentang kesalahan ejaan itu trus ditandatangani di atas materei.

YES!!
Dengan semangat '45, aku beli materei di koperasi Kantor Imigrasi dan waktu tanya beli kertas di mana, eh sama masnya malah dikasih kertas gratis.
Alhamdulillah. Kadang bahagia itu sesederhana selembar kertas gratisan ya? *lebay*

Ok then, lanjut masuk ke dalam untuk antri wawancara. Pas giliran masuk, isi wawancara ternyata cuma pertanyaan udah pernah ke luar negeri atau belum, trus bikin paspor mau ke mana dan tujuannya apa. Setelah itu diambil foto dan sidik jari aka biometrik.
Nah, di sini sidik jariku yang kebaca cuma jempol doang, sodara! Jari yang lain kagak kebaca!
Nah lho, ini jari gue terbuat dari apa sih? Jangan-jangan KW? *digamparmalaikat* (Hoooiii bikinnya susah tau) (Iye, iye, maap, becanda doang ini mah).

Alkisah, masing-masing jari diambil 10 kali percobaan. Kalau udah 10 kali masih gagal juga nggak kebaca, diikhlaskan kok. Kita nggak disuruh bikin jari baru. Tenang aja. Kata mbaknya, dia cuma harus bikin berita acara tentang tidak terbacanya sidik jari ini.
Baiklahhhhh... Urusan bikin paspor selesai dan 3 hari kemudian aku balik lagi buat ambil paspor yang udah jadi.



cara mengurus paspor www.tikacerita.com 
Jeng jengg.. jadi juga. Cepet.


Yang mau bikin, mending segera bikin daripada biayanya tau-tau naik seperti STNK.
*kabooorrrrr*

Selamat bikin paspor!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Traveling Hemat ala Low Budget Traveler

tikacerita.blogspot.com;- Traveling dengan anggaran rendah alias low budget bukanlah tugas yang sulit jika kita tahu trik dan tips berhemat. Meskipun  mungkin ada yang berpikir bahwa jalan-jalan dengan hemat artinya naik sepeda dari lokasi satu ke lokasi lain, tidur di tenda, dan memakan makanan instan, kenyataannya adalah, kita bisa menikmati perjalanan yang menyenangkan dengan anggaran terbatas.  Nah, sebagai low budget traveler , di sini ada beberapa tips dan trik yang ingin aku bagikan untuk traveling dengan hemat yang akan memungkinkan kalian mengejar petualangan tanpa harus menguras tabungan. 1. Rencanakan dan Riset dengan Cermat Langkah pertama untuk traveling dengan hemat adalah bikin planning alias rencana. Mulailah dengan merinci tujuan perjalanan kalian, lama perjalanan, dan aktivitas yang ingin dilakukan. Setelah kalian memiliki gambaran tentang pengalaman yang diinginkan, kalian dapat memulai riset.  Dengan rencana yang baik, kalian dapat menghindari pe...

Wisata Kuliner di Semarang: Dari Bakmi Jawa hingga Es Pankuk

tikacerita.com,- Sejak tahu kalau harga go show kereta jarak dekat itu lumayan murah, aku jadi ketagihan buat jalan-jalan dan wisata kuliner ke kota-kota yang sebelumnya belum pernah kukunjungi. Rasanya aneh banget aku udah pernah ke Malaysia , Singapura dan Thailand tapi ke Semarang yang ibukota provinsi tetangga aja belum pernah. (Iya iyaa silakan timpuk siniii). Iya sih, memang sebelum pandemi, harga tiket pesawat ke negara-negara tetangga tersebut kadang-kadang lebih murah daripada negeri sendiri, sampai-sampai orang Surabaya banyak yang lebih memilih liburan ke sana daripada ke Labuan Bajo atau Raja Ampat misalnya, yang memang biayanya nggak ringan. Namun setelah pandemi, harga tiket pesawat kembali ke harga wajar sehingga kita yang kantongnya pas-pasan ini harus berpikir dua kali kalau mau berlibur ke luar negeri sehingga lebih memilih liburan di dalam negeri aja. (Iya silakan kalau mau timpuk lagi -_-) Sebelumnya aku sudah menulis rekomendasi kuliner di Madiun  dan pengal...

Seni Tani, Gerakan Kemandirian Ekonomi dan Kebangkitan Mental

tikacerita.com ,- Sejak pandemi melanda dunia, isu kesehatan mental cukup banyak mendapat perhatian masyarakat. Sebagai orang yang masih berjuang dengan kondisi ini (bisa baca cerita dan pembahasanku tentang mental illness di sini  dan di sini ), aku selalu merasa relate setiap kali mendengar atau membaca kisah-kisah orang lain tentang perjuangan mereka hidup dengan penyakit mental. Setiap ada berita tentang orang yang mengakhiri hidupnya atau berusaha mengakhiri hidupnya, aku merasa seperti sedang berada di dalam sepatunya. Kalian yang telah menjadi pembaca blog ini sejak lama maupun mutualku di media sosial pasti juga tahu seberapa seringnya aku mengangkat tema ini di dalam status dan postinganku, terutama di Instagram .  Saat pandemi Covid-19, Unicef mengadakan survey pada tahun 2020 dan menemukan fakta bahwa pembatasan aktivitas akibat Covid-19 telah mengakibatkan perubahan secara mendadak pola hidup remaja dan mengganggu kesehatan mental remaja. Menurut Indonesia-National...