Langsung ke konten utama

Review Little Miss Sunshine, Film Komedi Jebolan Sundance Film Festival

tikacerita.com,- Semenjak mengulas Short Film Competition Sundance Film Festival: Asia  2021 dan 2022, aku jadi penasaran dengan film-film jebolan festival yang satu ini. Berbeda dengan Academy Award alias Oscar yang mayoritas berisi film-film berbiaya besar dan aktor-aktor profesional bertarif mahal, Sundance Film Festival berisi film-film indie dengan sutradara dan pembuat film amatir berbiaya terbatas dengan aktor-aktor yang namanya mungkin baru pertama kali kita dengar. Festival ini juga mengakomodir berbagai genre mulai dokumenter, horor, thriller, fiksi ilmiah, drama hingga komedi. Sangat terbuka untuk siapa pun yang ingin berkarya dengan bebas.


review little miss sunshine


Karena aku penggemar film-film bergenre komedi, satu film yang sangat ingin kutonton adalah Little Miss Sunshine. Film ini ditayangkan perdana pada saat Sundance Film Festival tanggal 20 Januari 2006 dan dirilis untuk umum pada 26 Juli 2006. Udah cukup lama memang ya? Untungnya sekarang sudah ada platform film online berlangganan yang juga memutar film-film lama sehingga kita tidak perlu susah-susah mencari VCD atau bahkan mungkin film bajakannya haha..

Film dibuka oleh pengenalan karakter. Ada Frank, sang paman yang baru saja berusaha bunuh diri tapi gagal. Ada Richard si ayah yang seorang motivator dan menganggap orang yang putus asa adalah pecundang; Edwin, sang kakek, seorang pemadat yang sangat emosional tapi cukup membantu cucunya mempersiapkan diri menghadapi kontes kecantikan; sang kakak, Dwayne, penggemar Nietzsche yang bersumpah tidak akan berbicara sampai lolos tes Angkatan Udara; si ibu, Sheryl, yang tampak sangat kelelahan menghadapi keluarganya yang sangat absurd; dan tentu saja si karakter gumush, Olive, gadis kecil yang sedang berusaha mengejar mimpinya memenangi kontes kecantikan anak-anak.

Baca juga: Tips Aman dan Nyaman Nonton Sepakbola

Keseruan dimulai ketika mereka hanya punya 2 hari untuk mengejar pendaftaran lomba (ingat ya ini tahun 2006, saat di mana pendaftaran masih harus hadir di meja panitia, alih-alih online). Ada begitu banyak drama yang terjadi seperti mesin mobil yang rewel sehingga mereka semua harus mendorong hingga mobil berjalan dan mereka berlari-lari bergantian masuk mobil, menculik tubuh sang kakek yang meninggal dunia karena ribetnya birokrasi padahal mereka harus mengejar waktu pendaftaran, hingga sang kakak yang akhirnya mengakhiri puasa bicaranya karena sesuatu hal yang membuatnya sangat kecewa sampai mengata-ngatai seluruh anggota keluarganya.

Tetapi, apalah arti keluarga tanpa drama, bukan? 

Keluarga kecil tersebut pada akhirnya bersatu demi menjaga perasaan dan kepercayaan diri sang gadis kecil yang tampak berbeda dibanding dengan peserta kontes kecantikan lainnya. Sweet, isn't it?

Film ini sebenarnya bisa dikategorikan film keluarga, hanya saja ada bagian yang perlu diwaspadai seperti adegan sang kakek menghirup heroin di awal film dan saat berada di motel. Bagiku, bagian yang cukup menarik adalah bagaimana sang paman menjawab pertanyaan Olive tentang mengapa ia mencoba bunuh diri. Tenang saja, adegan itu nggak sampai aku kategorikan trigger warning kok, karena kurasa hal yang cukup aman untuk menjawab pertanyaan anak usia 6 tahun juga cukup aman untuk kita. Selain adegan tersebut, nggak ada adegan 17+ sama sekali, bahkan kissing pun nggak ada. Eh, tapi ada majalah porno sih, ketika sang kakek meminta sang paman untuk membeli majalah tersebut di toko di pom bensin, tapi cuma sekelebatan. 

Aku lumayan suka film ini karena termasuk ringan dan menghibur. Komedinya bukan slapstick, bukan komedi situasi tetapi komedi kehidupan sehari-hari dan sarkasme. 

Bagi kalian yang ingin menikmati film ini bisa menontonnya di Disney+ Hotstar. Ada banyak film lain jebolan Sundance Film Festival yang ingin sekali aku tonton karena aku percaya hasil kurasi jurinya nggak main-main. Apalagi film indie yang budgetnya kecil gitu lho, relate banget kan sama kita-kita? Hahaha...

Eniwei, terima kasih sudah membaca, semoga next time bisa review film-film lain juga. Selamat menonton dan have a nice day!


Komentar

  1. Ini film bagus sepanjang masa, dulu pernah nonton ini & masih ok ditonton sekarang. Obrolan keluarga mereka di dalam van nya menarik untuk disimak.

    BalasHapus
  2. Di HP saya langganan Disney Hotstar padahal tapi belum nonton Little Miss Sunshine ... penasaran setelah baca review ini... keluarganya absurd hihihi. Thank you, Mbak.

    BalasHapus
  3. Aku suka banget sih film keluarga. Apalagi yang ada komedi-komedinya gitu. Jadi pingin nonton film little Miss sunshine ini...

    BalasHapus
  4. jadi kepengen nonton little miss sunshine ini, kebetulan langganan disney plus, lummayan bisa jadi alternatif tontonan jangan nonton film action terus hehehe

    BalasHapus
  5. Aku masukim list buat ditonton pas senggang. Kayaknya asik buat chil sambil makan gorengan hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Tips Traveling Hemat ala Low Budget Traveler

tikacerita.blogspot.com;- Traveling dengan anggaran rendah alias low budget bukanlah tugas yang sulit jika kita tahu trik dan tips berhemat. Meskipun  mungkin ada yang berpikir bahwa jalan-jalan dengan hemat artinya naik sepeda dari lokasi satu ke lokasi lain, tidur di tenda, dan memakan makanan instan, kenyataannya adalah, kita bisa menikmati perjalanan yang menyenangkan dengan anggaran terbatas.  Nah, sebagai low budget traveler , di sini ada beberapa tips dan trik yang ingin aku bagikan untuk traveling dengan hemat yang akan memungkinkan kalian mengejar petualangan tanpa harus menguras tabungan. 1. Rencanakan dan Riset dengan Cermat Langkah pertama untuk traveling dengan hemat adalah bikin planning alias rencana. Mulailah dengan merinci tujuan perjalanan kalian, lama perjalanan, dan aktivitas yang ingin dilakukan. Setelah kalian memiliki gambaran tentang pengalaman yang diinginkan, kalian dapat memulai riset.  Dengan rencana yang baik, kalian dapat menghindari pe...

Wisata Kuliner di Semarang: Dari Bakmi Jawa hingga Es Pankuk

tikacerita.com,- Sejak tahu kalau harga go show kereta jarak dekat itu lumayan murah, aku jadi ketagihan buat jalan-jalan dan wisata kuliner ke kota-kota yang sebelumnya belum pernah kukunjungi. Rasanya aneh banget aku udah pernah ke Malaysia , Singapura dan Thailand tapi ke Semarang yang ibukota provinsi tetangga aja belum pernah. (Iya iyaa silakan timpuk siniii). Iya sih, memang sebelum pandemi, harga tiket pesawat ke negara-negara tetangga tersebut kadang-kadang lebih murah daripada negeri sendiri, sampai-sampai orang Surabaya banyak yang lebih memilih liburan ke sana daripada ke Labuan Bajo atau Raja Ampat misalnya, yang memang biayanya nggak ringan. Namun setelah pandemi, harga tiket pesawat kembali ke harga wajar sehingga kita yang kantongnya pas-pasan ini harus berpikir dua kali kalau mau berlibur ke luar negeri sehingga lebih memilih liburan di dalam negeri aja. (Iya silakan kalau mau timpuk lagi -_-) Sebelumnya aku sudah menulis rekomendasi kuliner di Madiun  dan pengal...

Seni Tani, Gerakan Kemandirian Ekonomi dan Kebangkitan Mental

tikacerita.com ,- Sejak pandemi melanda dunia, isu kesehatan mental cukup banyak mendapat perhatian masyarakat. Sebagai orang yang masih berjuang dengan kondisi ini (bisa baca cerita dan pembahasanku tentang mental illness di sini  dan di sini ), aku selalu merasa relate setiap kali mendengar atau membaca kisah-kisah orang lain tentang perjuangan mereka hidup dengan penyakit mental. Setiap ada berita tentang orang yang mengakhiri hidupnya atau berusaha mengakhiri hidupnya, aku merasa seperti sedang berada di dalam sepatunya. Kalian yang telah menjadi pembaca blog ini sejak lama maupun mutualku di media sosial pasti juga tahu seberapa seringnya aku mengangkat tema ini di dalam status dan postinganku, terutama di Instagram .  Saat pandemi Covid-19, Unicef mengadakan survey pada tahun 2020 dan menemukan fakta bahwa pembatasan aktivitas akibat Covid-19 telah mengakibatkan perubahan secara mendadak pola hidup remaja dan mengganggu kesehatan mental remaja. Menurut Indonesia-National...